Irsyadah ke Hajar Aswad, Bimalyndo Hajar Aswad

Penulis Yulizal Yunus dan istri Sukrawati di depan Ka'bah. Foto Fauzi/ Muthawif

FIKIR.ID – Ke Hajar Aswad Ka’bah, ada irsyadah (panduan) impian dan santun. Memenuhi panggilan Allah SWT: labbaik allahumma labbaik, ke Ka’bah. Bolehlah dan senang mengambil panduan PT. Bimalyndo Hajar Aswad, Tour & Travel. Bagaikan hadiah terindah dari Allah SWT. Untuk jasanya tak ada kata terindah lainnya, mengiringi ucapan segala puji syukur bagi AllahSWT, adalah rasa terima kasih kepada Bimalyndo Hajar Aswad. Menyenangkan, mengantarkan dengan santun duyufurrahman (tamu Allah) berkunjung ke Hajar Aswad Ka’batullah di Baitullah, Masjidil Haram.

Ada kepuasan pelayanan di hati. Ayo! Dengan Bimalyndo Hajar Aswad, sebuah Perusahaan Tour dan travel, berizin dan terakreditasi di Kementerian Agama RI, dipercaya. Dimenej dari Kantornya di Pakan Baru dipimpin Direktur Afriadi, ditopang Kantor-kantor Cabang yang sudah ada di Sumatera Utara, Bukittinggi Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Melayani jemaah dengan segenap kerja iman, mengantar ke Hajar Aswad Ka’batullah, inti dari kunjungan shalihul amal tamu Allah ke Harramaian (Mekkah – Madinah), apakah untuk Umrah, Hajji dan atau tour lainnya ke dunia Islam.

Muthawif Zul Irpan mengimami shalat jama’ qashar isya maghrib menghadap Ka’bah arah rukun Yamani baru sampai di Baitullah Sabtu 26 Agt.

Dari awal, saya punya kesan menarik. Jemaah berangkat tampak punggung pulang tampak muka. Berangkat diantar, pulang dinanti, insya Allah pak, kata Yandi bagian Keuangan Bimalydo yang menjemput bersama karyawan. Bahkan dari awal tak sempat manasik bersama, dilayani manasik ke rumah. Dari Cabang Sumatera Barat di Bukittinggi, pimpinannya Mukhlis langsung ke rumah, memberikan membimbingan santun bagi yang tak sempat ikut bersama: manasik. Sekaligus menyerahkan perlengkapan umrah. Tas besar kuning untuk pakaian, tas kecil hijau untuk dokumen identitas: paspor dan KTP, serta pakaian ihram lainnya.

Saat keberangkatan memilih Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pakan Baru. Biar lebih banyak bersua teman. Bimalyndo Hajar Aswad memfasilitasi start di Kantornya, Pakan Baru. Bermalam. Pagi menuju Bandara, siap berangkat ke Mandinah. Dilepas langsung Direktur Afriadi. “Direktur mengantar dan melepas langsung ayah bunda”, sapanya santun kepada jemaah. Lalu jemaah dilepas dan diserahkan kepada Tour Leader/ Muthawif Zul Irpan dan Ahmad Fauzi Paidi, Amiruddin, Adham lainnya.

Pesawat take off dari Pakan Baru Senen pagi (21 Agustus 2023), shalat zuhur dan ashar saat transit di salah satu Bandara Internasional India kawasan O’hur Al-Yourbeyyan. Pulangnya dari Mekkah sesudah maghrib Kamis (31 Agustus 2021) dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, transit pula Jum’at pagi (1 September 2023) dan shalat subuh di kawasan India ini juga. Sampai di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekan Baru dari India, menjelang Jum’at.

Tadinya datang mendarat di Jeddah, Negeri Nenek Pertama manusia sebut Irpan, ketika bercerita tentang Hawa disebut Jeddah (Nenek) diturunkan di kawasan ini yang melatari monografik Nama Jeddah. Dari Jeddah langsung ke Madinah awal ke datangan itu. Enam hari sesudahnya dari Madinah ke Mekkah. Setelah enam hari pula di Mekkah, lalu ke Jeddah lagi untuk kembali pulang ke tanah air. Adalah bagian rute perjalanan shalihul amal dan ibadah serta tasbih rihlah tarikhiyah (perjalanan sejarah yang bikin kita berdecak luar biasa). Perjalan di dalam/ luar Masjid Nabawi dan Majidil Haram, lengkap. Sudah disediakan Bus khusus sebagai transport jemaah haji dan umrah (naql al-hujjaj wa l-mu’tamirin). Menyenangkan dan refresh, meski setiap saat menahan cobaan bakaran cahaya terik matahari dan sengatan hawa panas cuaca, menguji ketahanan tubuh.

Di Madinah Jemaah diinapkan di Funduq Abraj Thaba (Hotel Thaba Tower). Dekat dari pintu 326 arah Barat Laut Masjid Nabawi. Tidak jauh dari pasar lama Madinah, mengingatkan kita ke kisah sejarah tawadhu’ sahabat Nabi SAW Abdurrahman Bin Auf yang menolak sahabatnya Anshar memberikan separoh hartanya dan memberikan seorang dari dua istrinya dan malah Abdurrahman memilih untuk bekerja keras berdagang di pasar lama ini, tutur Mutahwif Zul Irpan dramatis.

Menginap dekat dari Masjid Nabawi, memberi kesempatan shalat berjamaah setiap lima waktu dengan sunat rawatibnya. Peluang mengerjakan amalan-amalan-sunat (al-nawafil), mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak al-nawafil: Shalat Taubat, Tahajjud, Witir lainnya. Sekaligus briefing, duduk bersama ditentiri Muthawif/ Tour Leader menyamakan visi dan persepsi melaksanakan teknis perjalanan ke Harramaian (Mekkah – Medinah) yang sudah dijadwal.

Kemudian, di Mekkah diinapkan di Funduq Snood Mekkah tak jauh dari Abrajus Sa’at (The Clock Towers) Mekkah. Berjalan tak jauh ke Masjidil Haram, mudah masuk ke Ka’bah mau tawaf. Langsung bertemu sebuah pintu yang pas mengarah ke hadapan Rukun Yamani Ka’bah, untuk memulai Tawaf. Kalau ke ruangan Masjid mudah pula masuk dari pintu King Fahd Masjidil Haram, yang di ruangan masjid ini nyaman dan tenang beribadah.

Karena hotel dekat dengan Masjidil Haram, seperti tadinya pengalaman di Madinah di Abraj Thaba Tower memberi kesempatan shalat berjamaah setiap lima waktu dengan sunat rawatibnya. Peluang mengerjakan amalan-amalan-sunat (al-nawafil), mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak al-nawafil: Shalat Taubat, Tahajjud, Witir di malam hari serta sunat lainnya di waktu malam dan siang, di samping memberi peluang mendapatkan kuliah Studi Islam di Kursi Ma’had Masjidil Haram dengan Syekhul Islam sesudah maghrib. Juga karena dekat dengan Masjidil Haram memudahkan, kalau ingin melaksanakan tawaf sunat setiap waktu, di luar tawaf rukun umrah dan hajji.

Hanya saja, karena setting tempat di Masjidil Haram rapi di Kota Mekkah yang tidak pernah tidur itu, kita tidak punya peluang seperti di Madinah dengan plataran yang banyak, melakukan briefing, duduk bersama, tentiran dengan Muthawif/ Tour Leader menyamakan visi dan persepsi melaksanakan teknis perjalanan yang sudah dijadwal dan disepakati. Namun karena kepiawaian Tour Leader, briefing sering dialihkan ke tempat-tempat yang memungkinkan di samping memengambil peluang waktu sesudah Tawaf dan Sa’i dan atau di Mushalla Restoran Hotel Snood sesudah makan.

Beruntung Bimalyndo Hajar Aswad mempunyai Muthawif seperti Zul Irpan dan kawan-kawannya, tidak saja menguasai lapangan juga menguasai materi dan kisah sejarah yang ditutur kepada jema’ah pada setiap objek kunjungan dan atau melewati tempat bersejarah antara Jeddah, Mekkah dan Madinah. Sukses kerja imaniah dan shalihul amalnya, dipatri dengan sabar mengendalikan segala kerja pikiran dan emosional memandu jama’ah. Kerja imaniahnya dapat diapresiasi “alhamdulillah hebat, jazakumulllah jaza’an khaira”. Ditunjukannya dengan loyalitas melayani jemaah yang hebat. Tidak saja sabar melayani teknis perjalanan dalam kontrol disiplin sesuai protap, bahkan sampai tetek bengek, makan dan melayani yang tidak bisa memembuka kunci kamar, malah kadang menyangkut prihal urusan pribadi jemaah baik dalam keadaan sehat maupun dalam kondisi sakit.

Pelayanan tour leader Irpan dan kawan-kawan mengamanahkan tugas direktur, memperlihatkan kepercayaan “bahwa Bimalyndo Hajar Aswad adalah pilihan” senang dan satun memandu Tamu Allah SWT ke Hajar Aswad Ka’batullah setiap periode keberangkatan ke Harramaian (Mekkah – Madinah). Bagi saya penulis yang membuat lebih tertarik, Tour Leadernya, menguasai setiap objek kunjungan dan atau setiap tempat bersejarah yang dilewati dari Jeddah – Mekkah dan Madinah, tidak saja penguasaan lapangan daerah tujuan kunjungan, juga menguasai sejarah dan kisah yang melekat pada setiap daerah tujuan kunjungan di Harramaian (Mekkah dan Madinah).

Tuturan kisah Islam Tour Leader Irpan dan kawan-kawan, menawarkan diksi-diksi sejarah yang sudah lama tenggelam, yang menginpirasi saya kembali mengulang sejarah dan kisah-kisah Islam masa lalu dan secara kontekstual i’tibar bagi umat Islam ke depan. Hampir seluruh topik buku yang saya tulis ini “Ke Hajar Aswad”, sudah terturur dalam narasi mereka.

Saya katakan sejujurnya kepada Yang Berbahagia Irpan, Fauzi, Amiruddin lainnya sebagai yang dipandu Tour Leader, bahwa: “antum guru saya (mudarrisiy)”. Karena pada perinsipnya siapa yang belajar kepada seseorang walaupun satu huruf, maka dia ialah gurunya. Akhirnya saya ingin berkhabar, kepada tamu Allah dan calon ke Hajar Aswad Ka’batullah, adalah khabar tentang Bimalyndo Hajar Aswad: “berbahagialah usaha jasa ini”, “memiliki, Inspiring Tour Leader Bimalyndo Hajar Aswad” seperti mereka guru saya.**