Media  

TVRI Sumbar Bersama PKM dan Nan Jombang Dance Company Tingkatkan Kualitas Kurikulum Progam On Air Budaya Alam Minangkabau

Dar kiri ke kanan: Ery Mefri, Yulizal Yunus, Faru dan Afif. Foto: Fajar

FIKIR.ID – Di tahun 2022 ini, TVRI Sumatera Barat meningkatan kualitas on air program talk show Budaya Alam Minangkabau (BAM) yang tahun-tahun sebelumnya sudah ditayangkan juga. Untuk peningkatan kualitas program itu, TVRI berkunjung dan melakukan sharing diskusi dan bertukar pikiran dan pandangan dengan Pusat Kebudayaan Minangkabau (PKM) dan Nan Jombang Dance Company, di Nan Jombang dan Kantor PKM, Kamis siang ba’da Zhuhri. Diskusi difokuskan untuk pemantapan kurikulum tayangan program BAM on air TVRI selama satu tahun 2022 ini, kata Yulizal Yunus Sekretaris PKM menyampaikan sore Kamis (13/1).

Kedatangan utusan TVRI Sumbar disambut langsung oleh Sekretaris Umum (Sekum) PKM Dr Yulizal Yunus Dt Rajo Bagindo dan Direktur Nan Jombang Dance Company Ery Mefri maestro seni dunia dari Sumatera Barat. Utusan TVRI itu, mereka diwakili bidang program BAM on air itu, Afif, Paru dan Fajar.

Nan Jombang dan PKM bersama Dukung Program BAM TV RI

Ery Mefri owner dan Direktur Nan Jombang Dance Company menjelaskan, Nan Jombang berkesenian khusus produksi pertunjukan tari, kuat berakat pada nilai adat Minangkabau. Tidak dalam bentuk hiburan, tetapi kreasi yang bersifat pertunjukan dan tontonan sekaligus tuntunan, karenanya tanpa mengabaikan tradisi dan nilai adat yang mendasarinya.

Kami dengan PKM, kata Ery asal Solok rang Sumando Pesisir Selatan itu bergandengan tangan, merayakan kebudayaan Minangkabau. Nan Jombang yang dibangun keluarga dengan jerih payah tahun 2009 dan siap tahun 2011, meningkatkan produksi seni tari, yang pertunjukannya di Mancanegara, dengan sponsorship dari Australia.

PKM berkantor di Nan Jombang, justru menyebut nan jombang ya PKM juga, dan menyebut PKM ya Nan Jombang juga, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Bahkan saya mau kata, Ery dengan tulus bila saya nanti mundur, PKM-lah yang diharapkan melanjutkan Nan Jombang ini, dan mebimbing keluarga saya berkesenian lebih maju lagi

Besar harapan kepada PKM, kata Ery, karena memang mendirikan PKM tidak seperti yayasan lainnya, dalam waktu singkat. Lima tahun dipersiapkan dan merencakan serta mendisainnya, sejak tahun 2012, dan meraih badan hukum SK Menkumham RI tahun 2015, diresmikan setelah 6 tahun sesudah itu yakni 2 Juni 2021. Jadi cukup matanglah konsep PKM ini sebagai fungsi rumah gadang tempat berhimpun segala lembaga kebudayaan. Karenanya saya berharap Nan Jombang akan terus kuat bersama PKM, kata Ery seniman dan koreografer besar dari Saning Baka Solok ini.

Sekum PKM Dr Yulizal Yunus Dt Rajo Bagindo, memaknai sambutan Ery sebagai angin segar berkabar kepada dunia tentang seni di Indonesia khusus di Minangakbau. Karenanya rencana program BAM on air TVRI Sumbar yang didukung Nan Jombang dan PKM ini, ia sambut dengan baik. Ia mengajak TV RI bersama PKM dan Nan Jombang ke depan secara konten, Program Kurikulum BAM TV RI itu dipersamakan dan dikerjasamakan. Membuat matrik table topik-topik dan nara sumber adat selama satu tahun kedepan ini.

On Air TV dan Platform You Tube

Afif dari TV RI menjelaskan penyiaran program BAM kedepan akan ditampilkan di berbagai platform sosial media. Bila tahun kemarin hanya on-air di televisi, maka tahun ini, kata Afif akan tambah publikasinya dengan disiarkan di platform YouTube.

“Karena ada pergeseran kebiasaan menonton masyarakat ke YouTube. Maka kami akan mengikuti trend itu tanpa meninggalkan siaran di televisi,” terangnya.

Menawarkan Topik Menarik Minimal 50 topik

Sementara itu, Faru dari TV RI menyampaikan acara BAM akan mulai disiarkan kembali pada Februari mendatang dan berkemungkinan akan tetap tayang tiap minggunya. Bila dihitung akan ada 50 topik/ judul yang akan ditawarkan tahun 2022 ini.

“Kita berharap tiap tema acara ini memang dapat dipahami masyarakat, untuk itu biarlah kita rumuskan terlebih dahulu kurikulumnya biar terarah,” katanya.

Paru menjelaskan bila topik yang disampaikan narasumber itu, jika materi dan filosofinya mudah dipahami penonton, maka tidak akan ada kata bosan. Selama ini, katanya, ada beberapa materi dan nara sumber, yang membuat orang bosan menonton, karena mereka tak paham. Apalagi dalam Budaya Alam Minangkabau itu terdapat banyak sekali kata kieh (kias) dan kosa kata alam sebagai ciri bahasa Minang yang memiliki filsafat alam (kosmologi).

“Dalam keseharian kita sering mendengar pepatah-petitih. Bagi sebagai orang itu hanya pepatah-petitih biasa, sehingga seperti angin lalu, padahal makna sangat dalam bila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” sambungnya.

Lebih lanjut dikatakan, untuk awal ini mengusulkan topik fokus pemahaman filosofi dan makna nilai, sehingga bisa dihayati dan diimplementasikan dalam pemakaian sehari-hari

“Awak belajar dan penonton pun belajar. Walau kita belum paham benar, tetapi kita tidak mau ada budaya identitas kita ini hilang. Kita menjaga itu, kata Paru.

“Lebih komunikatif, biar antara narasumber dan penonton sama mengerti dan tidak membuat penonton bosan,” ungkapnya.

Program BAM TV RI itu, lanjut Yulizal, bagus untuk diteruskan. Memang Sejak dulu tidak pernah kosong dan bervariasi nomenklatur nama acara yang ditampilkan TV RI Sumbar. Ada namanya Lapau, ada Alam Takambang Jadi Guru lainnya. Semua itu ruhnya sama, yakni mendalami dan mendialogkan adat Minangkabau sebagai Kebudayaan dengan segala sistemnya, kata Yulizal Yunus yang juga pemangku adat aktif menjadi nara sumber adat untuk ninik mamak se Sumatera Barat.

Yulizal menyarankan, tema itu runut dan satu kesatuan. Tadinya disebut tujuh sistem kebudayaan: Ideologi Politik, Sosial, Ekonomi, Iptek, filsafat, seni dan religi. Ambil fokus seperti yang diinginkan TVRI disebut Paru, yakni Filsafat adat. Dari fokus itu mengarah kepada tujuh sistem kebudayaan tadi dalam mengaji adat dalam program BAM itu. Kalau masih-masing tujuh sistem itu dapat dikeluarkan tujuh judul, maka judul akan didapat 49. Mencukupkan 50 puluh judul dicari topik penutup yang menarik sebagai closing pembicaraan dari tujuah sistem kebudayaan tadi. Pembahasan itu dalam setahun tuntas, jelas Yulizal yang juga pengajar Kebudayaan Masyarakat Indonesia serta Islam dan Budaya Minangkabau di UIN Imam Bonjol Padang itu.