Budaya  

Sumbar Bakal Jadi Provinsi Pertama yang Miliki Perda Mars

Konsultasi Ranperda Mars Sumbar dengan Kemendagri
  • Perdanya sudah, tukas Maigus
  • Kalau sudah bagaimana memperbaiki … atau bagaimana bagaimana begitu? Kompilasi ini tentu dampaknya nanti berkoordinasi seluruh kabupaten kota yang ada di Sumbar. Inilah pikiran-pikiran yang mungkin menjadi bagian bahan diskusi di Komisi nanti, kata Endarto. OK, Siip lagu dan musik Marsnya! Kami di Kemendagri punya mars juga pak diatur Perkemendagri. Mars Sumbar ini siapa penciptanya?
  • Pencipta lirik lagunya adah B.Andoeska penyair penulis lagu besar dari Sumatera Barat, dan musiknya “Minang” didisain Sexri Budiman, pemusik besar, penulis/ pencipta lagu dan penyanyi besar dari Sumatera Barat, tukas Maigus.
  • Maigus Nasir melanjutkan pembicaraan, cenderung bertanya. Ini, kami sedikit ada pembicaraan menarik. Kami baru saja menetapkan Perda Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat 1 Oktober dimulai tahun 1945, dahulu belum terakomondir dengan Perda lama. Karena kita sebelumnya belum punya hari jadi. Kita baru punya dan baru tiga kali memperingati hari jadi, kata Maigus.
  • Hari jadi mengacu kepada sejarah apa? Tukas Endarto
  • Mengacu kepada pembentukan pemerintahan! Respon Maigus
  • Di samping pendekatan pemerintahan ada satu lagi, yakni UU pembentukan provinsi itu. Swatantra, Sumatera dibagi atas…tahun 1951, jelas Endarto. Kalau dulu tidak ada serimornial peresmian provinsi itu, tahunya ada saja. Nah bisa pendekatannya literatur daerah yang kuat. Katakalah itu referensi sejarah. Katakanlah hari Jum’at atau hari apa, tetapi ada alasan konkrit. Jangan sampai menetapkan tanggal 1 Oktober, tetapi tidak ada landasan yuridisnya untuk sejarahnya, kata Endarto mengingatkan.
  • O ya, Hari Jadi Provinsi Sumatera Barat itu sudah ada Perdanya. Sudah selesai! Karena sudah ada Perda Hari Jadi, maka rasa dibutuhkan mars ini ! kata Maigus.
  • Sudah selesai ya. Ok. Seharusnya satu paket Perdanya! Biasanya tiga serangkai itu tidak pernah pisah, yakni lambang logo, bendera dan lagu mars. Di Sumatera Barat logonya sudah, benderanya sudah, marsnya belum! Ini salah pak Walikota ini, kenapa baliknya terlambat ke Sumbar, kata Endarto menyapa mantan Walikota Jakarta Utara yang sekarang angggota Komisi V DPRD Sumbar ini, ialah Syafruddin Putra Dt. Sungguno, menambah diskusinya semakin familiar.
  • Jadi, kata Maigus menekankan, terlambat ini, masukan ipar tak jadi ini kata Maigus, menyapa Endarto dengan akrab mengundang kikikan peserta diskusi.
  • Iya, seharusnya ini lambang: logo, bendera dan mars satu kesatuan dalam satu Perda. Tidak bisa dipisah antara satu sama lain!
  • Nanti saya kirimlah Perda Logo dan Bendera serta Perda Hari Jadi Provinsi Sumbar itu kepada Bp melalui Raja dan atau kepada Kurnia.
  • Tak apa-apa, kirim saja kepada pak Kurni, karena saat ini ia yang menangani Sumatera Barat dalam produk hukum.
  • Pokoknya senanglah ketemu dengan calon ipar Minang tak jadi ini, kata Maigus yang mengundang kikikan peserta diskusi.
    Dalam deraian tawa bersama, Endarto bercerita keluarganya senang ke Padang. Bawa mobil, kata Endarto yang juga hobi speda dan volley yang membuat postur tubuhnya refresh itu. Tentu mobilnya yang refresentatiflah menyenangkan jalan jauh…, digledekin Walikota, “eee malu-malu menyebutkan mobil mewahnya apa!… “Sewa, kata Endarto”. Semua tawa lebar gembira.
    Ke Padang, keluarga senang terus ke Bukittinggi. Makan sate Syukur di Padang Panjang, kata Endarto, disambut rombongan Komisi V DPRD Sumbar, dengan tawaran singgah. “Kalau ke Padang ada beberapa tawaran, makan sate juga ada, kepala ikan, ada di Banteng (maksudnya di Benteng Bukittingi) dan di Padang sendiri”, respon Komisi V.

Diskusi hidup lagi, Endarto memberi isyarat hendak memberikan closing diskusi. Saya rasa, pembicaraan kita tentang mars ini sangat urgen, apalagi bagi daerah seperti Sumbar ini, yang memiliki rasa empati kuat memaknai local wisdomnya.

Dalam satu aturan (Perda) semestinya ada setidaknya tiga lambang di antaranya Mars ini. Justru kita lihat di Inggiris, betapa ketika mereka mendengar kumandang mars, terempati langsung. Orang baru kencing, dihentikan kencingnya seketika, nyanyi dulu. Seperti juga kita Ketika masuk ke kesatuan anggota, begitu bendera dikibarkan diiringi lagu Indonesia Raya, maka yang bersepeda, yang bermotor dan mobil, berhenti semua, siap dan hormat bendera dan bernyanyi. Itu empatinya. Jadi “kecintaan” seperti yang dikatakan Doktor tadi (Yulizal Yunus, pen), supaya Perda Mars ini segera ditetapkan, nanti mars ini dikumandangkan di seantero nagari dalam wilayah Sumatera Barat, begitu lho pak, kata Endarto kembali melirik Yulizal Yunus yang disapa sebagai Doktor itu.

“Ya di dalam Ranperda ini, sudah ada lho pak, kapan dinyanyikan di event mana”, kata Maigus
“Ya diikuti SOP-nya. Karenanya Perda Mars Sumatera Barat ini segera diluncurkan. Mungkin awal tahun 2022 ini. Biar kami menunggu hasil dari Paripurna DPRD Provinsi Sumatera Barat menetapkan Perda Mars Sumatera Barat ini. Saya tagih nanti, mana buktinya, kalau tidak, saya ke Padang”, kata Endarto memberi catatan menarik hati membuat tawa lebar semua.

Menjelang akhir diskusi anggota Komisi V Syafruddin Putra Dt. Sungguno yang panggilan walikota masih melekat, meminta sedikit waktu. “Silakan pak Wali, idola saya yang kelihatannya awet muda”, kata Endarto memancing tawa bersama, menunjukan akrab sejak dahulu masa Datuk Sungguno menjadi Wali Kota Jakarta Utara tahun 2000-an. “Ya siapa bilang pak wali tidak muda”, tukas hadirin secara bersama-sama menambah deraian tawa.