Adat  

Nagari Lubuk Gadang Hulu Rokan

Kantor Wali Nagari Lubuk Gadang

FIKIR.ID – Berjalan ke Nagari Lubuk Gadang, 1,5 Jam dari Lubuk Sikaping. Letaknya di Kecamatan Mapat Tunggul, Kabupaten Pasaman. Suasana refreshing bugar.

Direncanakan sudah harus sampai di Nagari Lubuk Gadang ini Jumat pagi pukul 08.00, 16 Sept 2022, tapi terhalang longsor. Pukul 10.oo wib baru sampai. Menilai KAN berprestasi tingkat provinsi Sumatera Barat tahun 2022.

View Nagari Lubuk Gadang

Lubuk Gadang sebuah Nagari di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Sumpur. Sungai ini bermuara ke Rokan Hulu Riau. Dulu sebelum ada jalan Provinsi, masyarakat bertransportasi perahu. Justru sungainya besar.

Views Nagari Lubuk Gadang ini diapit dua bukit, yakni Bukit Gadang (timur) dan Bukit Sarang Anggang (barat). Lembahnya dibelah Batang Sumpur Hulu Batang Rokan. Di situlah orbitasi Nagari Lubuk Gadang itu. Di. sebuah masjid kami berjum’at. Rasa istirah menyelinap.

Kami tafinya disambut prosesi adat, dihiasi tari dara-dara manis. Di balik pagar ayu dikawal ninik mamak dengan Datuk Nan Ampek. Dalam suku nan balimo: Melayu, Petopang, Kandang Kopuok, Mandailing dan Piliang.

Prosesi adat yang menghangatkan, hati yang nyaris kusut karena lara melewati dan meniti longsor bergelimang lumpur yang sedang diuruk eskapator.

Prosesi adat itu disusun pucuak adat dan Ketua KAN sekaligus Wali Nagari Lubuk Gadang. Ialah anak muda cerdas Asrul Dt.Gampo Alam. Sukunya Melayu, didaulat sebagai pucuak adat penghulu, dan dituahkan jadi Wali Nagari.

Asrul Dt. Gampo Alam, bercerita low profil saja. Orbitasi Nagari kami ini, hulu Rokan. Kalau meluncur dengan perahu lewat perairan ini ke Rokan, pengalaman orang dahulu, bisa ditempuh dan sampai di Rokan, ya barang 2-3 jam. Itu kalau tak ada jeram dan bebatuan, bisa lebih cepat.

Namun jeram dan bebatuan besar di Batang Sumpur ini sejak nenek moyang ada hikmahnya. Digunakan untuk menghalangi buaya mudik dari Rokan. Bahkan kalau ada yang memaksa mudik, mati. Rupanya jeram bebatuan itu, diikat perjanjian sumpah sati nenek moyang. Isinya, buaya mudik mati. Itu saat nagari dibuat.

Sejarah dari Sungsang Bulu

Cerita lama itu menandai awal sejarah berdiri Nagari Lubuk Gadang. Cerita Asrul Dt. Gampo Alam, tentang sejarah terjadi nagari, menarik.

Secara monografik ia bercerita. Dulu ada moyang, “Sunsang Bulu” menghiliri Batang Sumpur. Ia singgah di Tonang Lubuk Gadang. Ia membuat kampung. Secara adat dipimpin pucuak soko Dt Gampo Alam, Melayu. Ditungkat Dt.Rajo Gunuang, Dt Sati lainnya penghulu suku yang ada.

Akral Sinaro Mangkuto, Bundo Yang Dipertuan Gadih Puti Reno, Rajo Intan dan Gajah Tongga terkesan, low profil ninik mamak Nagari Lubuk Gadang. Terlebih Pucuak Adatnya. Tak terkesan meninggi dalam tutur, presentasi. Meski banyak hal yang boleh mereka banggakan. Di antaranya, aturan panen durian, kuliner gulai gariang khad Batang Sumpur, kesenian dsb.

Y.Dt Sati ketua Harian LKAAM Pasaman menyebut ada seni langka Nagari Lubuk Gadang
Namanya seni gendang baroguang. Tapi biayanya mahal. Untuk pertunjukan, harus menyembelih kambing. Karenanya tak tampil saat ini.

Meskipun banyak yang harus dimunculkan, tapi anak nagari Lubuk Gadang ini sederhana saja dalam prosesi adatnya. Mereka masih bertahan pada adat lama bernafas baru. Lihat, kata santun pucuk adatnya, ‘kami hanya melaksanakan adat saja, tak terpikir apa kami dinilai”.

Asisten I Pemkab Pasaman Hasrizal mewakili Bupati didampingi Kadis PMN. Ia berkata, sebelumnya Nagari Lubuk Gadang perwakilan Nagari Rao. Dulu jalan kaki. Juga berperahu. Soal nama Kecamatan Mapat Tunggil, dulu terdapat ada 4 tunggul orang berladang. Bernamalah Mapat Tunggul kecamatan bagi Nagari ini.

Adat Masih Kuat Dinilai

Tentang Nagari Lubuk Gadang. Mapat Tunggul ini adatnya masih kuat. KAN dan Pemerintahan Nagari satu, bersatu. Karenanya diutus mewakili Kabupaten Pasaman untuk dinilai sebagai KAN berprestasi tingkat Provinsi.

Untuk penilaian KAN ini, kami acok bertanding. Pernah nomor dua dan tiga. Kini kami arok nomor satu, pinta Bupati diwakili Asisten I itu.

Ketua Tim penilai Amasrul Kadis PMD Provinsi Sumbar, diwakili Kabid KMA Quarti Evari Hamdiana, dalam sambutannya menyebutkan menjawab Bupati. Nagari Lubuk Gadang nampak tacelak. Ini tanda, harapan jadi juara. Namun kata Evari, kalau ingin juara, yakinkanlah tim penilai apa kelebihannya.

Tetapi yang jelas, tujuan pernilaian ini, tidak saja menilai jadi juara, tetapi juga pembinaan. Pada gilirannya KAN berjalan dengan baik. Majunya KAN dan adat nagari bagian tujuan progul (program unggul) Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, kata Evari.

Yang turun menilai KAN Tingkat Provinsi Sumbar ialah: Ketua Kadis DPMD Amasrul diwakili Kabid KMA DPMD Quarti Evari Hamdiana, Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Istana Silinduang Bulan Prof. Raudha Thaib Ketua Umum DPP Bundo Kanduang, YY Dt Rajo Bagindo/ Tim Konsolidasi Kelembagaan Adat Provinsi Sumatera Barat Yuzirwan Rasyid Dt.Gajah Tongga/ Bakor KAN Sumbar. Zaitul Ikhlas Saad Rajo Intan Tim Konsolidasi Kelembagaan Adat Provinsi dan Akral Sinaro Mangkuto pewaris rajo Sasak sebagai Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat DPMD Provinsi Sumbar.*