Berita  

Unik, Murid SDN 15 Padang Panjang Timur Pawai Pakaian dari Barang Bekas

FIKIR.ID — Sambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-78, SD Negeri 15 Padang Panjang Timur (PPT) menggelar kegiatan unik. Para murid sekolah itu, laksanakan pawai dengan mengenakan pakaian dari bahan barang bekas.

Kegiatan yang dikolaborasikan dengan program PBLHS (Pembiasaan Budaya Lingkungan Hidup Sekolah) atau yang dikenal Program Adiwiyata itu, dilaksanakan Rabu (16/8).

Kepala SDN 15 PPT, Irma Suryani, S.Pd menyampaikan, kegiatan ini diawali dengan senam bersama dan menyanyikan lagu wajib nasional bersama untuk meningkatkan jiwa nasionalisme para siswa.

Dilanjutkan dengan lomba fashion show. Para murid memakai pakaian dari barang bekas dan bahan alam yang sudah tidak terpakai lagi. Beragam barang bekas dikemas dan disulap menjadi busana unik dan memanjakan mata.

“Busana ini dibuat siswa-siswi SDN 15 dan ditampilkan dalam bentuk pawai kreativitas siswa. Dengan rute pawai diawali di sekolah, dilanjutkan menuju Taman Pensil, Mapolres dan berakhir di lapangan Bancalaweh. Kemudian kembali lagi ke sekolah. Pawai ini diikuti seluruh warga sekolah, wali murid, komite dan beberapa masyarakat sekitar,” jelasnya.

Dikatakan Irma, barang bekas tersebut diambil dari koran, plastik, tali rafia dan kertas kardus yang disulap sedemikian rupa hingga menjadi busana yang indah dipandang mata.

“Sungguh kreasi yang sangat luar biasa. Semoga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan nilai profil pelajar Pancasila kreatif dan bernalar kritis para murid kami” sebutnya.

Selain itu siswa-siswi juga mengikuti kegiatan lomba balap karung. Tak hanya menjadi ajang untuk bersenang-senang, lomba balap karung juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti kerja keras dan sportivitas. Semangat peserta untuk mencapai garis finish menunjukkan nilai kerja kerasnya.

“Balap karung juga melibatkan gerakan yang intens dan pendekatan fisik tertentu. Sehingga dapat membantu meningkatkan kebugaran, kekuatan otot, koordinasi tubuh, dan kemampuan motorik anak,” jelasnya.

Tak hanya itu, imbuhnya, lomba balap karung juga mengajarkan tentang sejarah sebelum kemerdekaan. Lomba ini menggambarkan betapa sulitnya mendapatkan kain sebagai pakaian yang layak saat masa penjajahan dulu. Masyarakat Indonesia menjadikan karung goni sebagai alternatif pengganti pakaian.

“Hal ini karena hanya karung goni yang mudah ditemukan dan dimiliki orang Indonesia saat masa penjajahan Jepang,” katanya.