Adat  

Simpang Kapuak, Nagari Wali Allah

FIKIR.ID – Nagari Simpang Kapuak ini saya kenal saat bertemu 47 Niniak Mamaknya. Mengagetkan ada kisah Nageri dibuat Wali Allah. Kapasitas kehadiran saya sebagai narasumber. Satu di antara tiga lainnya: Musra Dahrizal Katik Jo Mangkuto (Mak Katik) serta narasumber dari LKAAM.

Ninik Mamak 47 orang itu peserta kegiatan peningkatan kapasitas dan pemberdayaan pada Senin, 30 Juni hingga Rabu, 2 Juli 2025. Tempatnya di Hotel Sago Bungsu 2, Lubuak Batingkok, Kabupaten Lima Puluh Kota. Kegiatan diselenggarakan selama tiga hari (30 Juni – 2 Juli 2025) oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lima Puluh Kota.

Kegiatan pemberdayaan Ninik Mamak tadi didukung Pokok Pikiran (Pokir) anggota DPRD Kabupaten Lima Puluh Kota dari Fraksi PAN, daerah pemilihan Simpang Kapuak, Yori Anggara yang dulu ia menjadi Ketua Pemuda di Nagari ini. Kegiatan dibuka dan disambut oleh Wakil Bupati Lima Puluh Ritho Resha. Dihadiri Camat Mungka Ilda Subul Huriati, S.AP, M.Si serta Wali Nagari Simpang Kapuak Felliadi.

Nagari dalam Pemerintahan NKRI

Nagari Kapuak, dari perspektif pemerintahan NKRI, satu dari 79 Nagari di Kabupaten 50 Kota. Terletak di Kecamatan Mungka. Jarak dari ibu Kota Provinsi Sumatera Barat Padang 151,7 km. Dari ibu kota Kabupaten 50 Kota Sarilamak 30 km. Jarak dari ibu kota Kecamatan Mungka 2,5 Km.

Sebagai wilayah pemerintahan, Nagari Simpang Kapuak mempunyai 8 Jorong. Delapan Jorong itu adalah: (1) Jorong Simpang Abu, (2) Jorong Sopan, (3) Jorong Simpang Goduang, (4) Jorong Balai Tampuak Pinang, (5) Jorong Dusun Nan Duo, (6) Jorong Lobuah Tunggang, (7) Jorong Koto Tinggi (dulunya Koto Tinggi Kubang Balambak) dan (8) Jorong Kubang Balambak. Nagari dipimpin Wali Nagari Felliadi, Ketua Bamus ialah Irwanto, S.Pd dan Ketua KAN H.M. Darnison Dt. Bangso Dirajo.

Luas Nagari Simpang Kapuak ± 36.35 Km2 dan atau 4.612,55 Ha. Sebelah Timur, berbatas dengan Nagari Solok Biobio, sebelah Barat berbatas dengan Nagari Sei Antuan, sebelah Selatan berbatas dengan Nagari Sei Antuan dan sebelah Utara berbatas dengan Gunung Malintang.

Secara demokrafis, penduduknya 4.702 jiwa dan 1.419 kepala keluarga (KK). Rata-rata pencahariannya bertani, perkebunan, berternak dan ada juga sebagai pedagang.

Nagari Perspektif Adat

Persektif Adat, Nagari Simpang Kapuak mempunyai kedudukan kuat sebagai Nagari dalam perspektif adat dan pemerintahan NKRI. Sebagai Nagari dari aspek adat, memiliki kelembagaan adat: (1) Limbago Adat Penghulu-penghulu Nagari dengan struktur ninik mamak yang jelas, dan (2) Organisasi Adat yakni Kerapatan Adat Nagari (KAN).

Dalam “Barih balabeh Nagari Simpang Kapuak” (turur Ketua KAN H.M. Darnison Dt. Bangso Dirajo, 2025), asal usulnya tidak dapat dilepaskan dari nama besar Beliau Kapuak yang membuka awal nagari ini. Beliau Kapuak ini dikenal bernama Akad Datuk Saribu Garang. Beliau orang keramat dikenal orang tua-tua dengan Wali Allah. Kekeramatannya jadi buah tutur menarik anak cucu. Ada peristiwa mengagumkan dalam wafatnya. Ketika beliau sakit, kuburnya minta digali lebih dahulu. Ia berwasiat, “kalau ia wafat, mayat menghilang, maka timbun sajalah lagi makamnya”. Benar saja dalam penyelenggaraan ke pemakaman, mayat Beliau Kapuak itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Lalu sesuai wasiat, orang nagari menimbun kuburnya tanpa mayat.

Beliau Kapuak tokoh pertama mencari kapas jenis “kapuak”. Sukunya Picancang. Diikuti asal usul penduduk berikutnya juga mencari kapuak. Ada datang melalui Batu Ampa seperti suku Payobada, demikian melalui Sarilamak lainnya. Tetang asal usul penduduk ini tak hilang dalam Barih Balabeh di Nagari Simpang Kapuak (tutur Ketua KAN H.M. Darnison Dt. Bangso Dirajo, 2025).

Datuk Saribu Garang, kepeloporannya berbasis surau yang ia bangun. Tempatnya di Kapuak. Banyak muridnya. Jejak surau dan taman kolom ikannya masih menjadi saksi bisu sejarah. Karena basisnya Surau Kapuak yang didirikannya itu, maka beliau digelari juga dengan Beliau Kapuak. Wibawanya tinggi disegani kolonial Belanda. Karena ketaatan, kesalehan serta kekeramatan ia disebut Wali Allah.

Lebih jauh, penting dipelajari, diteliti dan ditulis varian perjalanan hidup Belaiu Kapuak ini, untuk membentangkan jalan sejarah Nagari Simpang Kapuak. Penulisan kebesarannya dapat diseiringkan dengan nama besar beliau ulama Syekh Saad Mungka abad ke-19. Justru nama Wali Allah ini “Beliau Akad Dt. Saribu Garang”, pengalaman pertamanya membuka Nagari, membangun surau dan Masjid Barunya memberi sumbangan kebesaran bagi Nagari Simpang Kapuak.

Dari perspektif Undang Undang Nagari, “ba-kaampek suku”, Nagari Simpang Kapuak ninik mamak dipimpin penghulunya mempunyai kedudukan kuat berbasis sukunya. Suku-suku di Nagari Simpang Kapuak, disebut Yori Anggara (2025), suku di Nagari ini ada 13 suku, yakni (1) Suku Caniago, (2) Suku Koto, (3) Suku Piliang, (4) Suku Pitopang, (5) Suku Kampai, (6) Suku Guci, (7) Suku Tanjung, (8) Suku Payobadar, (9) Suku Bulua Kasok, (10) Suku Kutianyia, (11) Suku Picancang, (12) Suku Dalimo dan (13) Suku Jambak.

Susunan 13 Suku di Nagari Simpang Kapuak itu, dalam tutur Ketua KAN Ketua KAN H.M. Darnison Dt. Bangso Dirajo, 2025 sesuai Undang Nagari “baka-amapek suku”. Susunan suku itu dengan penghulunya, ada suku yang berdiri sendiri dan ada gabungan (berintegrasi). Susunan suku 13 dalam “baka-ampek suku” di Nagari Simpang Kapuak itu sbb:

  1. Suku Kampai penghulunya dua: Dt. Paduko Tuan dan Dt. Monti Bosa. Dt. Monti Bosa baru dikambang setelah belasan tahun talipek, dilewakan di Rumah Gadang Suku Kampai Jorong Lobuah Tunggang Kamis 1 Juli 2021).
  2. Suku Nan-9 Suduik (yang ada 6 suku, yakni: Suku Payobadar, Suku Tanjung, Suku Koto, Suku Picancang, Suku Dalimo dan Suku Guci). Suku Payobada, penghulunya Dt. Bangso Dirajo (sekarang dipangku H.M. Darnison Dt. Bangso Dirajo Ketua KAN) dan yang ado nan talipek. Suku Tanjung penghulunya Dt. Mansoi. Suku Dalimo penghulunya Dt Mangkuto Sinaro. Suku Guci penghulunya Dt. Mngkudum Sati, Dt. Mangkuto, Dt. Mangkudun dan St. Marajo. Suku Koto penghulunya Dt. Gindo Dirajo. Suku Picancang penghulunya Dt. Tandiko, Dt. Tanaro Mudo dan Dt. Ompek Tanaro.
  3. Suku Nan-4 Suduik (yakni : Pitopang, Bulua Kasok, Kutianyia dan Jambak). Suku Pitopang penghulunya Dt. Mucak dan Dt. Paduko Majo, Dt. Bosa dan Dt. Kolabian. Suku Bulua Kasok penghlunya Dt. Gadiang, Dt. Lelo Putiah dan Dt. Rajo Lelo. Suku Jambak penghulunya Dt. Paduko Sindo Dt. Majo Sindo. Suku Kutianyia penghulunya Dt. Karayiang dan Dt. Majo Lelo.
  4. Suku Caniago penghulunya Dt. Marajo dan Dt. Rajo Nan Putiah (Pucuak Adat Nagari Simpang Kapuak).

Pemberdayaan 47 Ninik Mamak yang diselenggarakan Disdikbud Kabupaten Lima Puluh Kota 30 Juni-2 Juli 2025 lalu, terdapat berusia muda. Yang termuda disaksikan ada yang masih belajar di tingkat SMP. Ketika ditanyakan, lalu disebut “diangkat sepakat kaum”.

Tahun 2023 lalu, ada event pelewaan Datuk sebanyak 22 orang. Sebelumnya tahun 2022 juga dilewakan 10 datuk. Sebelumnya 1 Juli 2021 dilewakan Dt. Monti Bosa suku Kampai, disebut dalam upacara adat “mangambang nan talipek”. Pelewaan Datuk-datuk tahun 2022 tadi oleh kaum suku masing-masing diresmikan oleh Bupati sebelumnya Syafaruddin S.H. Dt. Bandaro Rajo dalam event Rang Simpang Kapuak Baralek Gadang, 11 November 2023.

Struktur ninik mamak Nagari Simpang Kapuak, Kabupaten 50 Puluh Kota, disusun sesuai dengan kedudukan/ status, fungsi dan peranan, yang menggambarkan tingkatan dan posisinya sbb.:

  1. Tungku Tigo Sajarangan

a. Ninik mamak (Penghulu), ialah pemimpin kaum dan atau suku dalam nagari, seperti juga di nagari-nagari lain tupoksinya “memerintah – parintah” sesuai fatwa pelaksanaan adat, sesuai fungsinya tegak di pintu adat. Membimbing cucu kamanakan, memelihara sako jo pusako salingka kaum, dan adat salingka nagari, melaksanakan perdamaian adat dalam menyelesaikan sengketa adat salingka nagari itu, secara berjenjang mulai dari kaum.

b. Alim ulama (Ulama), tupoksi “fatwa pada ulama, memberi fatwa di syara’ ” sesuai kedudukannya tegak di pintu agama (syara’) membimbing dan suluh bendang bagi cucu kamanakan dalam menjalankan agama dan nilai-nilai akhlak/ moral.

c. Cadiak Pandai, tupoksi “teliti pado cadiak pandai, meneliti” sesuai kedudukan “tagak di pintu susah menegakkan alua jo patuik”. Mereka terdiri dari cucu kemanakan yang tahu undang dan hukum adat. Mereka ialah cendekiawan tokoh masyarakat dalam berbagai profesi yang memiliki pengetahuan luas tentang adat dan hukum negara berpotensi dapat memberi pandangan dalam dalam kerapatan untuk pengambilan mufakat (keputusan).

  1. Tingkatan Ninik Mamak

Tingkatan ninik mamak ini menggambarkan Urang 4 Jinih (U4J) minus “Malim (Malin dan atau Pandito). Di posisi mana Malim, apakah pada posisi ulama? Perlu dicari penjelasan ke ninik mamak nagari. Sebab ulama ahli di bidang agama, sedangkan malim (asal dari malimmun bermakna aalim/ ilmuan) ialah orang yang pandai adat, tahu agama, mengerti hukum, sekira-kira type “pakiah langkok” dalam masyarakat adat. Tingkatan ninik mamak di Nagari ini dalam berbagai sumber, digambarkan tiga tingkatan menggambarkan Urang 4 Jinih, minus malim tadi, yakni sbb:

  • Penghulu, memimpin kaum/ jurai dan atau kaum suku punya otoritas di bidang adat.
  • Manti, pemangku adat, terbilang cadiak pandai, bagian dari perangkat penghulu, piawai mengetengahkan rundiangan.
  • Dubalang, pemangku adat tegak di pintu mati, di mana ada ribut dan gaduah, di sana ia ada, menjaga keamanan dan ketertiban kaum selaras dengan visi nagari: aman santoso. 

Nagari Perspektif Kawasan

Nagari Simpang Kapuak dalam perspektif kawasan (resort) memenuhi persyaratan potensi kawasan, yakni service centre (pusat pelayanan), market town (pusat perbelanjaan) dan regional centre (jaringan jalan sebagai urat nadi ekonomi, akutan barang dan orang).

Service Centre di Nagari Simpang Kapuak, memiliki pusat pelayanan publik Kantor Wali Nagari dan Kantor Bamus. Pusat pelayanan pendidikan (ada UPTD SD Negeri 03 Simpang Kapuak, SMP Negeri 03 Kec. Mungka, Kubang Balambak, Simpang Kapuak lainnya).

Pusat pelayanan ibadah di Nagari Simpang Kapuak (ada 6 Masjid: Masjid Baru Simpang Kapuak didirikan Baliau Kapuak, Masjid Mukhlisin, Masjid Muslimin, Masjid Nurul Iman, Masjid Jamik lainnya. Juga ada surau/ mushalla: Mushalla Al-Hidayah, Mushalla Amanah lainnya). Pusat pelayanan kepentingan masyarakat hukum adat ada limbago adat “Penghulu-penghulu Nagari” dan Organisasi Adat “KAN” terdapat Kantor KAN lainnya.

Aspek pelayanan pariwisata dan penginapan, terdapat Hotel Shago Bungsu 2 di Lubuk Batingkok tidak jauh dari nagari ini. Pasilitas destinasi, terdapat objek air terjun. Di Nagari ini potensi air terjun cukup menarik. Ada Air Terjun Lubuak Bulan – Jorong Koto Tinggi Kubang Balambak. Juga ada Air Terjun Burai di Jorong Simpang Abu dan Air Terjun Air Tanjaro di Jorong Balai Tampuak Pinang.

Market Town, pusat perbelanjaan ada pasar tradisional Nagari, Pokan Robaa Simpang Kapuak, di samping pasilitas tempat berbelaja masyarakat lainnya di kedai-kedai seperti terpeta Kedai Harian Karmila. Sedangkan Regional Centre lainnya, terdapat jaringan jalan yang pasti sebagai urat nadi angkut barang dan orang dari/ ke nagari. Infrastruktur jalan-jalan dari/ ke Nagari ini merupakan kekuatan infrastruktur ekonomi mengangkut hasil tani dan kebun lainnya.**