Budaya  

Nagari Lubuk Kilangan dalam Pemajuan Adat

FIKIR.ID – Nagari Lubuk Kilangan mengenalnya mudah. Sebut saja PT. Semen Padang di Indarung. Justru pabrik yang digelari “ayam betelur emas” Indarung ini terletak dalam kawasan Nagari Lubuk Kilangan. Tak sekedar berada di kawasan nagari ini, pabrik kebanggaan Sumbar ini di samping para pihak lainnya banyak memfasilitasi kegiatan Masyarakat Hukum Adat dalam memajukan adat budaya Nagari Lubuk Kilangan bahkan Nagari-nagari sekitar seperti Limau Manis dan Pauh Limo lainnya dalam Kecamatan Lubuk Kilangan lainnya.

Penamaan Lubuk Kilangan untuk nagari ini, monografinya secara toponimi (aspek linguistik), bepangkal dari situasional “kehilangan seorang ninik moyang mereka”. Mereka ninik nan-3 dan ada yang menyebut 14 dari Kubung Tigo Baleh, hilang seorang.

Suasana kehilangan itu menyedihkan hati ninik, karena diabadikan secara monumental pada nama Lubuk Kilangan ini. Meski kemudian yang hilang seorang itu ditemukan balik ke daerah asal dan ada yang menyebut terus ke selatan meniti Bukit Barisan Pematang Panjang turun ke Air Haji.

Dalam lomba Kerapatan Adat Nagari (KAN) berprestasi Tingkat Provinsi Sumatera Barat dalam rentang waktu 10 hari (12-22 Agustus 2024), KAN Lubuk Kilangan diusung Pemerintahan Kota Padang untuk masuk penilaian 6 besar di Sumatera Barat. Keenam Nagari di Sumatera Barat yang KAN-nya dinilai itu adalah:

  1. Nagari Talu di Pasmana Barat
  2. Nagari Lubuk Malako di Solok Selatan
  3. Nagari Jaho di Tanah Datar
  4. Nagari Lubuk Kilangan di Kota Padang
  5. Siguntur di Dharmasraya dan
  6. Nagari Aur Birugo di Kota Bukittingi.

Untuk menilai KAN Lubuk Kilangan seperti 5 nagari lainnya ini, Gubernur Sumatera Barat menurunkan Tim Penilai/Juri pada 20 Agustus 2024. Sedangkan pada senin sebelumnya Tim sudah turun ke KAN Jaho, KAN Lubuk Malako dan KAN Talu. Rabu 21 Agustus Tim Juri turun ke KAN Siguntur Dharmasraya, menyusul kamis 22 Agustus ke KAN Aur Birugo Kota Bukittingi.

Tim Juri/ Penilai KAN berprestasi Tingkat Provinsi Sumatera Barat itu ialah Amriman (Sekretaris DPMD Sumbar sebagai Ketua). Anggota: Quartita Evari Hamdiana, Prof. Dr. Raudha Thaib, Yuzirwan Rasyid Dt. PGP Gajah Tongga, YY Dt.Rajo Bagindo, Zaitul Ikhlas Saad Rajo Intan, Akral Sinaro Mangkuto berserta beberapa orang staf DPMD lainnya.

Tim berharap, seperti disebut Ketua Tim Amriman, untuk meraih pemuncak/ kejuaraan KAN Berprestasi di Sumatera Barat tahun 2024 ini, agar dalam temu wicara ninik mamak, ulama, cadiak pandai, lainnya pandai dan cerdas meyakinkan Tim Juri dalam 4 aspek penilaian. Empat Aspek itu ialah :

  1. Aspek Kelembagaan
  2. Aspek Penyelenggaraan Adat
  3. Aspek Kompentensi dan SDM Ninik mamak Datuk Penghulu di KAN, dan
  4. Aspek Kerjasama antar Lembaga baik dalam hubungan konsultatif maupun dalam hubungan kemitraan.

Lubuk Kilangan Berpotensi Maju
Nagari Lubuk Kilangan berpotensi maju. Luasnya 86 Ha lebih (ladang, hutan negara, hutan rakyat, sawah dan perkarangan rumah lainnya). Penduduk 63.622 (Mei 2016) jiwa menyebar di 7 Kelurahan. Justru Nagari ini memiliki berbagai aset bernilai tambah ekonomis. Selain lahan dan tanah padayo sebelah Pabrik Indarung I juga ada lahan yang sudah ditatakelola sebagai lokasi PT. Semen Padang sejak 1907 sampai sekarang. Bahkan Lubuk Kilangan sekarang sedang booming kawasan destinasi DTW Goa Kelelawar yang cukup banyak dikunjungi wisatawan domestik dan manca negara.

Selain Goa Kelelawar, potensi seni budaya lainnya Lubuk Kilangan juga kaya. Budaya alek baralek biak (perkawinan dan atau adat pernikahan) dan buruk (kematian), pengalamannya dapat dieksplisitkan untuk dinikmati wisatawan. Juga dalam berbagai alek (perta adat) terdapat kekayaan kuliner luar biasa, apa lagi melihat sajian makan bajamba Padang di Lubuk Kilangan ditampilkan dalam jamba settia suku dan penghulu adat nagari, terasa luar biasa.
Demikian pula kekayaan pertunjukan anak nagarai, seperti silek, randai dan tradisi lainnya, berpotensi lebih maju di Nagari Lubuk Kilangan.

Kawasan juga diperkuat market town setidak rumah makan dan tempat berbelaja lainnya di samping Pasar Bandar Buat yang cukup besar didukung regional centre akses jalan ke pusat-pusat pelayanan Nagari dan Kecamatan Lubuk Kilangan.
Selain potensi lahan dan regional centre serta market town, dari perspektif wilayah pemerintahan, Lubuk Kilangan mempunyai wilayah pemerintahan NKRI terendah 7 Kelurahan dan Kecamatan di Kota Padang berpotensi membangun Lubuk Kilangan. Tujuh keluarahan itu adalah:

  1. Tarantang
  2. Baringin
  3. Batu Gadang
  4. Padang Basi
  5. Koto Lalang
  6. Banda Buek dan
  7. Indarung.

Wilayah pemerintahan terdepan Kota Padang ini mempunyai anggaran pembangunan untuk memajukan seluruh wilayah Nagari Lubuk Kilangan.
PJ Wali Kota Padang Andree Algamar Rajo Kaciak Dt. Sanguno Dirajo diwakili staf ahli Habibullah Fuadi dalam amanatnya pada pembukaan upacara pernilai KAN Lubuk Kilangan 20 Agustus ini, menyebut menaruh harapan besar dengan prestasi KAN Lubuk Kilang.

Diharapkan dapat membantu masyarakat adat warga Kota Padang memeperkuat Limbago Adatnya bagi pelaksanaan dan pewarisan adat dengan baik serta memerangi pekat (penyakit masyarakat al: tawuran, narkoba, LGBT lainnya) dengan kearifan lokal bersumber adat sebagai benteng terakhir bagai masyarakat kota.

Demikian pula Nagari Lubuk Kilangan sebagai wilayah adat, masyarakatnya Lubuk Kilangan masih kental menganut nilai-nilai adat budayanya. Bagaimanapun modernnya dampak perubahan global, serta merta mayarakat tak sudi kehilangan adatnya. Adat justru sudah warisan sejak asal nagari ini dulu bagian wilayah Padang Pariaman.

Dengan PP nomor 17 tahun 1980, sejak 21 Maret 1980 berubah menjadi wilayah administrasi pemerintahan NKRI di Kota Padang. Pelaksanaan adat dikawal dua kelembagaan adat, yaitu (1) Limbago Adat Penghulu dan (2) Oranginasi Adat Nagari (KAN). Enam Suku itu adalah Melayu, Tanjung, Caniago, Koto, Jambak dan Sipanjang dipimpin Penghulu dengan dibekali mekanisme struktur penghulu yang cukup kuat.

Nagari Lubuk Kilangan selingkup Kecamatan Lubuk Kilangan juga memiliki service centre. Di antaranya aspek pendidikan, nagari ini memiliki lembaga pendidikan yang banyak dari SD sampai ke Perguruan Tinggi. Di antaranya TK 25 unit, SD/ MI 24 unit, SLTP/ MTs) 6 unit, SLTA) / MA 2 unit dan Perguruan Tinggi 1 Unit.

Sungguh pun Nagari Lubuk Kilangan adatnya kuat, namun ninik mamak masih menaruh kekhawatiran. Setidaknya ada ancaman seperti disebut Dubalang Abu Thalib serangan tawuran dan pekat lainnya inport dari luar nagari mareka. Meskipun ada sanksi adat, namun perlu diwaspadai secara dini. Justru “Nagari ini berada dalam kota” dan atau “kota dalam nagari” mereka, sebut pemangku adat Dubalang Abu Thalib. Pastilah tak dapat dihindari pengaruh penyakit masyarakat di kota, tambah pemangku adat dikuatkan Bundo Rita dan Kapalo Mudo Safri.

error: Content is protected !!