Berita  

Kota Sastra Payakumbuh Jejak Fakultas Sastra UIN Imam Bonjol Padang

FIKIR.ID –Kota sastra, lihatlah! Di mana? Itu Payakumbuh. Ada sejarahnya. Dulu, di kota ini berdiri Fakultas Sastra (Adab). Dikenal atau tidak yang jelas sampai hari ini sudah 61 tahun usianya tetap eksis. Tiga Prodi, Sastra, Sejarah dan Perpustakaan dan Arsip. Melahirkan sarjana kurator sastra, kalau tak ribuan, ratusan.

Sekarang namanya Fakultas Adab dan Humaniora. Satu di antara Fakultas di UIN Imam Bonjol Padang. Berdiri 20 Februari 1963. Hari ini, Sabtu 20 Februari 2024. Maulangi jejak, berkunjung ke Kota Sastra ini. Kata orang-orang Dekanat Prof Taufiqurrahman, napak tilas sejarah berdiri Fakultas Sastra (Budaya). Memperingati HUTLah ke 61Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol. Dirgahayu!

https://fikir.id/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Video-2024-01-20-at-19.23.14.mp4
Jejak Fakultas Adab di Koto Nan IV Kota Sastra Payakumbuh

Napak tilas bukan berarti menghafal setiap jengkal tanah sejarah sastra Payakumbuh ini. Tapi justru dapat dimaknai mengingat jasa para tokoh berjasa. Dalam konteks ini melawan purbawasangka pepatah, man fata mata. Siapa telah mati luput. Tak diingat lagi. Tidak tokohnya saja yang luput. Juga jejaknya pun seperti terhapus.

Sekarang Napak Tilas, mengulangi jejak. Pertama jejak Fakultas Sastra di Payakumbuh
Kedua mengetahui tokoh yang berjasa yang dulu berperan.

Yang terakhir ini, melihat dan membaca tokoh yang berjasa dan telah wafat, bagaimana tak terlupakan yang biasa sering terlupakan. Lupa dan terlupakan. Lumrah luput dalam ingatan. Sebenarnya mereka tak meminta diingat dan tak minta dihargai jadi pahlawan. Mengingatnya dan menghargai kewajiban orang hidup. Kita-kita ini masyarakat akademik dan masyarakat daerah. Menghargai jasanya. Karenanya napak tilas berkunjung ke negeri tokoh, adalah kerja mulia. Tindakan melawan lupa yang kita sering melupakan yang berjasa.

https://fikir.id/wp-content/uploads/2024/01/WhatsApp-Video-2024-01-20-at-19.20.42.mp4
Kampus Ma’had

Juga napak tilas sekaligus mencatat siapa saja tokoh pelanjut. Disebut tokoh lama nyaris luput dan pelanjut yang ternyata banyak penting disebut Betapa menarik ada kesinambungan generasi dalam sastra di kota sastra Payakumbuh ini. Ingatlah betapa banyak sastrawan lahir di Payakumbuh Kota Sastra ini yang sekarang dipimpin Pj. Wali Kota Jasman Rizal Dt. Bandaro Bendang.

Bacalah kembali, kebesaran budayawan seniman sastrawan yang sudah tiada nyaris luput di Kota Sastra Payakumbuh ini.. Di antara mereka Tan Malaka, Chairil Anwar, Izzuddin Marzuki LAL tamatan Universitas Al-Azhar, C. Israr, Hamdan Izmi lainnya. Generasi pelanjut, sekarang cukup banyak di antaranya, Gus tf, Adri Sandra, Iyut Fitra, Syafrinal, Feni Efendi, Okta Piliang, Ayu K Ardi, Dellorie Ahada, Yeni Purnama Sari dan Yudilfan Habib Dt. Monti lainnya.

Rusdi Ramli, alumni senior

Betapa tokoh berjasa yang meletakan tapak pertama, Fakultas Adab di kota sastra Payakumbuh. Lokasinya di Sungai Pinago Tanjung Gadang Koto Nan Ampek, Payakumbuh Barat. Di lokasi ini dulu oleh Yayasan Imam Bonjol Padang pimpinan Drs. Azhar dan Yayasan Darul Hikmah di Payakumbuh membuat sejarah mendirikan Fakultas Sastra ini. Fakultas sastra berdiri di kota sastra ini di lokasi ini hanya sampai tahun 1976 dari tahun 1963.

Fakultas Sastra di Payakumbuh ini ditarik ke Padang dalam program rasionalisasi masa Rektor IAIN Imam Bonjol Sanusi Latief. Tak Fakultas Sastra di Kota Payakumbuh ini saja, juga dilakukan penarikan semua Fakultas-fakultas yang ada di daerah kabupaten kota. Seperti Fakultas Adab di Payakumbuh, Fakultas Tarbiyah di Padang Sidempuan, Fakultas Tarbiyah Batusangkar, Fakultas Ushuluddin di Padang Panjang, Fakultas Dakwah di Solok. Semua Fakultas di luar Padang itu dikonsentrasikan di ibu Kota Provinsi Sumatera Barat Padang.

Bersama Arif Kepala Ma’had Islami

Melihat jejak lama alias napak tilas dalam rangka merayakan 61 tahun Fakultas Adab sejsk berdiri di Kito Nan Ampek Kota Sastra Payakumbuh 29 Januari 1963. Napak tilas 20 Januari 2024, dipimpin Dekan Fakultas Adab Prof. Nelmawarni PH.D. Anggota Rusdi Ramli/ alumni senior, Prof. Taufiqurrahman/ Wakil Dekan II, Dr. Ahmad Taufik Hidayat/ Wakil Dekan I, Dr. Danil/ Wakil Dekan III dan istri Dr. Ummi/ dosen, Dr. Yulfira Riza, Delami/ Ketua Prodi Bahasa dan Sastra dan beberapa staf lainnya.

Betapa membanggakan. Ada dua jejak yang dilihat. Pertama jejak Fakultas Adab di Koto Nan Ampek Payakumbuh. Seperti tadi disebut tahun 1976 Fakulta ini ditarik ke Padang. Semua aset Fakultas Adab, termasuk kampus dan lahan lokasi kampus khusus lokasi Fakultas Adab di kota sastra Payakumbuh, semula masih dipegang oleh IAIN Imam Bonjol sekarang UIN Imam Bonjol. Karena tak terurus, lalu dilepas, yang oleh Yayasan Darul Hikmah disebut Rusdi Ramli diserahkan ke Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumatera Barat).

Sekarang di lokasi Fakultas Adab Koto Nan Ampek ini berdiri megah kampus UM Sumatera Barat. Syukur, ucap Rusdi alumni Fakultas Adab itu. Sebab katanya, kalau di IAIN kini UIN juga, belum tentu terbangun kampus semegah UM Sumatera Barat ini, ditempati Fakultas Pertanian dan sebentar lagi dikabarkan akan dibangun Fakultas Kedokteran.

Rusdi Ramli dan Dekan Prof Nelmawarni dkk, bercerita awal berdiri Fakultas Adab di Koto Nan Ampek Payakumbuh

Kedua dikunjungi kampus Ma’had Islami didirikan Zainuddin Hamidy (1907-1957) 21 Januari 1930, yang sekarang dipimpin oleh cucunya Arif sebagai kepala Ma’had Islami di Koto Nan Ampek Kota Payakumbuh. Adalah untuk mengingat, pernah kuliah mahasiswa Fakultas Adab di Ma’had ini saat itu pimpinan Ma’had Sabirin. Justru kampus Fakultas Adab di Koto Nan Ampek itu belum dibangun tahun awal tahun 1960 itu.

Ada sejarah sedih, statusnya kuliah di Ma’haf, kata Rusdi, numpang, sebelum membangun kampus secara goro mahasiswa. Bahkan ada mahasiswa korban dalam goro dan menari dana membangun kampus Fakultas Adab di Koto Nan Ampek Payakumbuh Kota Sastra itu. *

Exit mobile version