FIKIR.ID – Forum Kewaspadaan Dini (FKDM) berada di garda terdepan mensuplai informasi waspada dini masyarakat kepada berbagai forum strategis masyarakat dan pemerintah. Informasi itu bersumber dari deteksi dini dan analisis berbagai gejala, behavor dan peristiwa sosial masyarakat yang berpotensi konflik. Karenanya penting keberadaan FKDM sebagai tuntutan undang undang di daerah.
Pandangan waspada dini ini merupakan bagian inti bulatan diskusi FKDM dan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sumatera Barat dan Pasaman. Diskusi diselenggarakan dalam kunjungan silaturrahmi FKDM dan Kesbangpol Sumatera Barat, di Badan Kesbangpol Pemkab Padaman, Kamis siang (3/11).
Kaban Kesbangpol Pasaman Aprizal dalam sambutannya menyebut FKDM daerah ini terputus. Insya Allah dalam waktu dekat ini kita wujudkan kembali. Kita berharap berdirinya FKDM ini didukung pendanaan di daerah sesuai amanat peraturan perundang-undangan yang ada, kata Aprizal. dibenarkan Kabid Arsland dan Ketua FKDM. Justru sebuah lembaga baru dibentuk tidak diikuti pembiayaan justru mengundang konflik gaya baru pula, tukas Ketua FKDM Sumbar YY Dt. Rajo Bagindo.
Kaban pun bertanya, di daerah mana FKDM yang boleh kita lihat jadi banding. Menjawab pertanyaan, ketua FKDM dan Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Kesbangpol Sumbar AH Arsland menyebut FKFM Kota Solok juga Kota Sawah Lunto. Namun kata Weni Evalina Kasubid Kewaspadaan Dini dan Kerjasama Intelijen Kesbangpol menyebut FKDM Kota Sawah Lunto baru berdiri.
Kata Kaban Kesbangpol Pasaman, yang eksis di daerah ini adalah Forum Komunikasi Umat Beragama. Meski payungnya ke Kemenangan, namun dirasakan membantu dalam memecahkan persoalan kerukunan umat beragama dan mencegahnya untuk tidak meluas menjadi konflik, kata Kaban Kesbangpol Aprizal. Ia sendiri berpengalaman dalam kepamongannya memecahkan masalah-masalah sosial masyarakat dimulai dari jabatan sebelumnya beberapa kali menjadi camat.
Baik Kabid AH Arsland maupun Ketua FKDM Sumbar mendukung Kaban Kesbangpol membentuk FKDM. Harapan ini timbul melihat pentingnya FKDM membantu masyarakat dan pemerintah dalam deteksi dini dan waspada dini gejala dan peristiwa yang berpotensi konflik. Kata Kabid Arsland, FKDM yang menjadi anggotanya ialah tokoh unsur masyarakat, tidak penting banyak, FKDM Sumbar saja hanya 10 personal, kata Arskand.
Di sisi lain Ketua FKDM Sumbar Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo juga memberikan pandangan dalam diskusi tadi. Adalah pandangan dalam membentuk baru FKDM. Dipahami kekurangan dana hampir dirasakan semua daerah. Namun dalam pembentukan FKDM dan penyelenggaraannya, kita ajak tokoh masyarakat berpartisipasi swadaya dan kita banakan sejujurnya “pokok Padang, kita kurang dana”. Insya Allah tokoh masyarakat mau, kata Ketu FKDM yang alumni Lemhannas 1996 itu.
Dimungkinkan pula, penyelenggaraan FKDM itu, kita selenggarakan kegiatan yang tidak memakan dana. Misalnya rapat menganalisis hasil deteksi dini bagi waspada dini, kita lakukan menjelang makan dan atau sesudah makan siang, kata Ketua FKDM Sumbar yang juga penghulu adat itu.
Bahkan untuk memperkuat deteksi dini bagi waspada dini, kata Ketua FKDM itu, kalau tidak ada biaya turun lapangan, kita ambil kebijakan mencegat kunjungan pejabat Kaban Kesbangpol dan pejabat daerah lainnya berkunjung ke provinsi dan sebaliknya dari provinsi ke kabupaten dan kota. Ambil kesempatan kunjungan pejabat itu untuk bercengkrama dengan FKDM. Pasti kita kaya informasi daerah yang berpotensi konflik di dalamnya dan cara daerah mengamankan konflik itu untuk mendapatkan resolusi konflik, kata Ketua FKDM akhirnya.
Kunjungan FKDM didampingi Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat ke Pemkab Pasaman diikuti 7 personil. Mereka ialah dari FKDM Sumbar Yulizal Yunus Dt. Rajo Bagindo, Fakhrul Rizal dan Hermawati. Sedangkan dari Kesbangpol Sumbar AH Arsland, Syafnal dan Tita Shania serta Sopir. ***