Disebutkan, Yulizal Yunus menulis ulama dan suraunya serta raja dan kerajaannya terakhir ia hitung ada 200-san kerajaan di Minangkabau, menunjukan negeri terbanyak mempunyai kerajaan sejak abad ke-4 masehi, adalah diinspirasi kecenderungan buku-buku penulis Minangkabau yang beredar, sangat sedikit menampilkan kejayaan nagari-nagari di daerah luar Lauk Nan Tigo (Tanah Datar, Agam dan 50 Kota).
Karenanya Yulizal Yunus ingin membalikan arus ke wilayah Selatan Sumatera Barat, seperti menulis Kesultanan Indrapura dan Mandeh Rubiyah serta kerajaan-kerajaan lama lainnya di Pesisir Selatan. Dalam buku Indrapuranya itu dijelaskan secara pendek bahwa Presiden ke-5 RI ibu Megawati Soekarnoputri (ibu Fatmawati dan neneknya Siti Chadidjah dan kakeknya Hasan Din) berasal dari darah biru Minangkabau, Kesultanan Inderapura, Pesisir Selatan (Yulizal Yunus, 2000), juga suaminya Taufik Kiemas mantan berasal dari keturunan luak nan tuo Tanah Datar dan diberi gelar pusaka “Datuk Basa Batuah”. Adalah gelar pusako sebai kepala suku Sikumbang Nagari Sikabu Tanah Datar yang sudah terlipat hampir satu abad dan dilewakan di Istana Basa Pagaruyung (2003) sekaligus gelar adat untuk ibu Megawati yakni Puti Reno Nilam. Karena ibu Puan Maharani baik dari garis keturunan ayah maupun dari garis keturunan ibu ialah orang Minangkabau. Penegasan ini saya sebut dalam tulisan pendek saya yang sudah di-youtube-kan dan viral 14 September 2020 di bawah judul “Maafkan Puan: Tokoh Sumbar Minta Masyarakat Sudahi Polemik” (Yulizal Yunus, Youtube, 14 Sept 2020, lihat pada berbagai situs di antaranya: https://sumbarprov.go.id, https://m.liputan6.com, https://cnnindonesia.com, https://antaranews.com dan puluhan situs lainnya).
Demikian pula arus balik, Yulizal Yunus terinspirasi pula menulis Kerajaan-kerajaan lama di Dharmasraya yang mengesankan jejak Islam di sana membuktikan bahwa Islam telah masuk sejak lama (abad ke-7) ke Minangkabau lewat jalur rempah laluan perairan Sungai Batanghari. Sekaligus buku hasil penelitiannya memperkuat teori bahwa Islam di Minangkabau dikembangkan tidak saja dari Surau abad ke-17, bahkan lebih awal (abad ke-7) Islam dikembangkan dari istana kerajaan-kerajaan di Minangkabau. Fenomena ini dilatari para pedagang kaya Arab menunjukkan lebih dekat dengan istana, dan dengan pengaruh mereka istana, raja-raja terinspirasi mengirim kerabat-kerabatnya ke rantau-rantau kerajaan kerabat ke rantau Minangkabau.
Pendiri dan Pemred Tabloid Suara Kampus, Majalah dan Jurnal
Hendak mengungkap sejarah dan kebudayaan Minangkabau, semangat Yulizal Yunus sudah berkembang sejak di Kampus mulai masih menjadi mahasiswa. Untuk perluasan publikasi public, berbagai media cetak mulai dari bentuk majalah stensilan sampai menerbitkan offset tabloid, majalah dan Jurnal Ilmiah. Ia bersama kawan-kawan wartawan, dicatat di Kampus sebagai Pendiri Koran Tabloid Mahasiswa IAIN Imam Bonjol “Shautul Jami’ah – Suara Kampus” yang sekarang sudah berkembang dalam bentuk Majalah dan Elektronik termasuk TV Suara Kampus. Ia sejak awal menjadi Pemred Suara Kampus itu dengan wapemred-nya Zaili Asriel dan redaktur Shofwan Karim, Emma Yohanna, Adi Bermasa, Herman L, Alirman Hamzah dan PU-nya Fachrul Rasyid HF, semua wartawan sukses sejak 1979.
Kemudian Yulizal Yunus mendirikan dan memimpin Majalah Ilmiah “Al-Turas” (sejak 1996) sebagai Pemred. Pernah Redaktur Eksekutif Majalah Ilmiah “Imam Bonjol” (sejak 1996), Penanggung jawab Jurnal Internasional FIBA – UKM “Fikr wa Adab” (sejak 2004, Pemred 2007-2009), Pemimpin Redaksi Jurnal Internasional Aktualita Islamika 2009-2011, Pemimpin Redaksi Jurnal PPSDM Al-Maurid 2011, Pemimpin Redaksi SAGA (majalah dan tabloid) dalam group Padang Ekspres sejak 2012. Juga Pemred Majalah SAGA, merupakan media kebudayaan Minangkabau Analisis dan Pemikiran, yang terbit sejak 2011, Pemimpin Redaksi International Jurnal on Islamic Research.
Organisatoris dan Pengabdi Kegiatan Sosial
Dalam pengabdiannya dalam kegiatan sosial, Yulizal Yunus sejak memasuki perguruan tinggi aktif di berbagai organisasi sosial pemuda Indoneisa di Sumatera Barat, di antaranya : (1) DPD-I AMPI Sumatera Barat sejak pengurus pendiri sampai terakhir era reformasi 1998 sebagai Ketua I era kepemimpinan Ketua Soufyarma Marsyidin pasca Irwan Anas Malik, (2) KNPI DPD Sumatra Barat sejak pengurus pendiri sampai tahun 1998 sebagai Ketua I era kepemimpinan Ketua Asnawi Bahar pasca Ketua Hendra Irwan Rahim, (3) Ketua Umum Wira Karya Indonesia Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sumatera Barat (1980-1998) salah satu OKP pendiri KNPI dan AMPI, (4) MPI (Majelis Pemuda Indonesia) Sumatera Barat (1998-2001).
Berpartisipasi pada pemerintahan, Yulizal Yunus pernah bersama birokrat politik sebagai Tim Ahli Bidang Kebudayaan Bupati Pesisir Selatan masa Bupati Darizal Basir (1997-2000). Dilanjutkan Tim ahli yang sama masa Bupati Darizal Basir pasaangan Wabup Nasrul Abit (2000-2005) dan Bupati Nasrul Abit (2005-2007).
Dalam bidang profesi, Yulizal Yunus, pernah menjadi pengurus HISKI (Himpunan Sarjana Kesusasteraan) Komda Sumbar sebagai sekretaris 1997 dan sekarang Wakil Ketua. Di ICSB pernah menjadi kepala Sekretariat dan pengurus sebagai Kepala Biro Penerbitan (1980-1997). Pernah pula Ketua Harian Forum Islamic Centre Sumatera Barat (2008-sekarang) di samping pengurus DMI Sumbar sejak tahun 1980-an.