“Eee… bertambah umur saya”, kata Syafruddin Putra Dt. Sungguno memulai pembicaraan dalam lanjutan deraian tawa hadirin.
“Saya hanya betanya singkat saja dalam diskusi menarik dan familiar ini”, kata Pak Walikota.
“Apakah perlu dalam lagu mars ini masih disebutkan judul Mars Sumatera Barat, apakah tidak cukup Sumatera Barat saja?
Pertanyaan itu dimunculkan, karena Mars itu bukankah sudah jelas lagu berisi semangat dan rasa cinta daerah yang syairnya dinyanyikan bersama diiringi musik dengan irama teratur dan kuat. Dengan memberi bandingan luar/ dalam daerah tentang lagu kecintaan terhadap daerah.
Walikota mencatat, di Sumatera Barat, sebelumnya sudah ada lagu daerah, judulnya Minangkabau saja? Lagu itu kontennya menceritakan kehebatannya Minangkabau, kata SP.Dt. Sungguno yang dipanggil Walikota itu.
“Begini Pak Wali, kata Endarto merespon dialogis. Seperti kita sebut tadi Mars itu adalah identity. Menaruh semangat kebersamaan. Arti kebersamaan itu adalah untuk menyebut makna ke-bhinnekaan tunggal ika. Sila-sila Pancasila: Persatuan, kerakyatan, keadilan sosial menaruh butir-butir nilai kebersamaan.
Maka mars ini kalau disebut, ini, kan merupakan suatu literatur, kebiasaan kita menyebut dan telinga kita biasa mendengar. Mars lagu Indonesia Raya, Mars Sumbar dst. Nah, dalam judulnya apa yang dipasang?, tanya Endarto
“Mars Sumatera Barat”, respon Maigus
Kata Endarto, “nanti pada ketentuan umum bisa dijelaskan, yang dimaksud Mars adalah bla bla… Dalam konteks mars ini dijelaskan pula, bukan Sumatera Barat provinsi saja… Supaya tidak ada konotasi lain… apa itu Mars Sumatera Barat? Fokuskan Mars lagu Sumatera Barat, jangan sampai jadi polemik pula. Lagu kebersamaan Sumatera Barat. Mars itu kan Bahasa asing juga, bukan Bahasa kita (meski sudah biasa dipakai sebagai istilah, pen). Apakah ini local wisdom, lagu daerah Sumatera Barat, atau apa, coba direnung ulang! Kata Endarto”.
“Kan ada juga dua genre lagu, yakni hymne dan mars…”, tukas hadirin serentak
“Dalam dunia sastra, ketika sudah menyebut mars, di dalamnya sudah makna lagu, karena mars itu satu genre sastra seperti diamanatkan Naskah Akademik mengantarkan Perda Mars ini ke DPRD”, kata Yulizal Yunus menambah penjelasan.
“Yes, maka itu filosofinya mars. Namun untuk menjelaskan penting dijelaskan dalam ketentuan umum Ranperda Mars itu. Supaya tidak diplesetkan, dan selanjutnya dipatenkan seperti yang diamanatkan Direktur Marbun”, saran Endarto.
Di akhir diskusi, anggota Komisi V Buya Mulasin mengambil kesempatan memberi penekanan apa yang disebut Direktur Marbun, Sumbar segera menyelesaikan sisa 17 Ranperda tahun 2021 yang sedang dibahas dan yang terhutang sampai tahun 2022. Endarto merespon dengan menekankan maksud Direktur Marbun. Terkait dengan 14 dari 17 Ranperda Sumbar tadi nanti tolong cross check. Pak Hidayat sudah saya telepon, tolong. Tapi saya akui hebat Sumbar itu pokoknya cendekiawan, lah rancaklah semuanya. Itu, angkat tangan saya. Dalam segi ilmu bidang apa saja ada, kata Endarto memberi reward Sumbar
“Tapi itu… ada juga”, tukas pak wali
“Tapi bagi saya ada satu…. Yang satu itu copet cinta”, kata Endarto memancing tawa lebar bersama dan bermakna kultural.
“Jadi Buya Mulasin, sapa Endarto, propemperda Sumbar yang tidak terselesaikan 2021, seperti Ranperda Mars ini, pastilah tahun 2022. Sekarang bagaimana menumpangkannya ke tahun anggaran 2022, karena di situ kuotanya baru 25 %, capaiannya masih terbatas. Jadi perlu diingatkan pak Ketua Komisi V, pak Sekreatis dan pak Wali dan anggota lainnya, nanti akan ada kebersamaan. Sumbar biasanya kalau sudah sampai di siko ndak ado nan babaliak do (di siko tidak ada yang dibalikan), Lancar biasanya, kata Endarto mereview rewardnya menggelitik.
“Alhamdulillah Komisi V propemperdanya selesailah”, kata Ketua barengan Sekretaris dan anggota Komisi V lainnya. “Dan, kita akan segera rapatkan butir-butir yang kita diskusikan tadi mengenai Renperda Mars ini”, closing ketua Muchlis Yusuf Abit
“Ayo kita berikan aplous… tepuk tanganlah atas suksesnya Komisi V”, kata Endarto mereward akhir dan mengakhiri diskusi diiringi tepuk tangan dan tawa bersama senang.
Bubar diskusi konsultasi, menyelang masuk life Gedung Kemendagri ini, Hendri Fauzan Kepala UPT Taman Budaya Disbud Sumbar dan Kasinya Sexri Budiman ahli musik yang penulis lagu dan penyanyi menyatakan dan memberi reward bahwa kosultasi dan diskusi Ranperda Mars ini sukses, familiar dan menyenangkan. “Kami puas. Insya Allah, optimis Ranperda ini ketuk palu dan diluncurkan menjadi Perda Mars Sumatera Barat, awal tahun 2022 ini”, kata Fauzan dan Sexri serta Fatmawati menggarisbawahi optimistik Ketua dan sekretaris Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Barat.