Berita  

Program CSR AQUA Solok Bantu Tingkatkan Perekonomian Warga

FIKIR.ID — Keberadaan sebuah perusahaan sudah seharusnya membawa dampak ekonomi bagi warga sekitar. Peningkatan ekonomi bisa melalui lapangan pekerjaan ataupun program lain yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat.

Salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan perekonomian warga adalah dengan Corporate Social Responsibility (CSR). Hal tersebut juga dilakukan AQUA Solok dengan memberikan pendampingan terhadap warga di Kayu Jao, Lubuk Selasih hingga Kayu Aro.

Berbagai program pendampingan telah dilakukan mulai dari air bersih, pengelolaan sampah, budidaya perkebunan hingga maggot diberikan kepada kelompok tani di daerah tersebut. Hasilnya, masyarakat mendapatkan nilai ekonomi dari program tersebut.

“Pelatihan-pelatihan yang diberikan perusahaan AMDK di Solok ini sangat membantu para ibu rumah tangga di Jorong Kayu Jao ini,” kata Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Jorong Kayu Jao, Roziana.

KWT Jorong Kayu Jao yang berjumlah 22 orang ini mendapatkan pelatihan pembudidayaan kebun stroberi. Mereka kini dapat mengembangkan wilayah perkebunan menjadi daerah agrowisata hingga memberikan dampak berganda bagi warga sekitar.

“Yang tadinya kerja di tempat orang, sekarang sudah ngurus kebun stroberi sendiri dan bisa membantu keuangan keluarga,” katanya.

Lain lagi dengan Kelompok Tani Tabek Serumpun Bambu yang mendapatkan pelatihan pengembangbiakan maggot atau belatung, bank sampah hingga budidaya kopi. Ketua kelompok, Yulianis menjelaskan bahwa program tersebut mendatangkan orang-orang yang sudah ahli di bidangnya.

Warga diajari bagaimana cara pembibitan kopi yang baik hingga bagaimana cara perawatannya. Sedangkan pemasaran hasil panen kopi dan maggot ini nantinya akan dibantu pihak perusahaan air minum kemasan melalui PKBI.

“Kami tinggal hubungi lagi pihak perusahaan melalui PKBI untuk membantu memasarkannya,” katanya.

Lain lagi dengan Kelompok Tani Rumah Pangan Lestari yang mendapatkan pelatihan menanam beragam sayur organik atau tanpa menggunakan pestisida. Para petani di Rumah Pangan Lestari yang berjumlah 16 orang ini juga dilatih untuk belajar saling memotivasi untuk terus menerapkan pertanian ramah lingkungan.

“Alhamdulillah, hasil penjualan sayur mayur ini bisa menambah pemasukan kami,” katanya.

Exit mobile version