FIKIR.ID – Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat memiliki luas 263,77 kilometer persegi dengan penduduk 51.680 jiwa. Nagari yang dirasakan sangat bhinneka ditunjukan dengan nama jalan yang dipakainya menunjukkan nusantara dengan daerah-daerahnya ini, KANnya berprestasi. Selasa siang (13/9) dinilai untuk Tingkat Provinsi Sumatera Barat.
Tim penilai KAN berprestasi tingkat Provinsi dipimpin Quatri Evari Hamdiana Kabid KMA (Kelembagaan Masyarakat Adat) mewakili DPMD Provinsi Sumbar. Tim disambut Bupati Pasaman Barat Hamsuardi di Kantor KAN Ujung Gading.
Bupati didampingi Ketua KAN Pucuk Adat H.Antonius, SH, MH Raja Tuanku Sati. Disertai pula camat Lembah Malintang dan anggota KAN serta masyarakat adat lainnya termasuk ibu-ibu/ Bundo yang membawa jamba adat makan siang.
Bupati dalam sambutannya senang dengan pemangku adat yang kompak. Tidak ada KAN dua, tetap satu di Ujung Gading. Bahkan bangga mengiringi Raja Tuanku Sati dalam sebuah prosesi adat yang sudah lama tak ditunjukan. Rajo Tuanku Sati bagaikan penganten yang KANnya dinilai untuk tingkat Provinsi tahun ini, kata Bupati disambut tepuk tangan riuh.
Raja Tuanku Sati dalam sepatah katanya disampaikan dalam bentuk beberapa butir pantun. Esensinya, Ujung Gading KANnya kalau tak juara, nomor satu, kata Raja Tuanku Sati disambut tepuk tangan hadirin meriah.
Sementara tim penilai, ketua Quarti Evari Hamdiana memberi sambutan senang hadir di Ujung Gading. Katanya, penilai tidak saja memberi penilaian peringkat tetapi juga terdapat tujuan pembinaan KAN agar senantiasa berprestasi.
Kami senang kalau KAN Ujung Gading terbaik. Namun kalau mau terbaik, KAN Ujung Gading berprestasi nomor satu, jelaskan kepada tim penilai apa bentuk prestasi dibanggakan, kata bu Evari disambut kikikan tawa senang hadirin.
Dari pengamatan Fikir.id, Nagari rami dengan anak nagari Ujung Gading dan gembira. Justru kondisi hasil bertaninya dimungkinkan melimpah. Di antaranya kelapa sawit, jagung, karet, kakao lainnya di samping ekonomi jasa pasar nagari.
Pengembangan Adat Budaya
Budaya kesenian anak nagari seperti ronggeng, rebana, telempong lainnya berkembang. Dibuktikan pada acara penyambutan prosesi tim juri dan Bupati selasa siang.
Bahasa sehari-hari masyarakat Ujung Gading, dinamis: Minang berkulindan dengan Mandailing lainnya. Lidah Bupati pun lancar dengan bahasa orang kampung istrinya ini.
Dalam pengembangan adat budaya bekerjasama dengan para pihak, terutama sekali bekerjasama dengan Bakor KAN (Badan Koordinasi Kerapatan Adat Nagari) Pasaman Barat, jelas Raja Tuanku Sati. Terdapat potensi besar dalam sejarah dan struktur adat Ujung Gading.
Sejarah Ujung Gading sudah didraft juga buku adat salingka nagari tinggal menyempurnakan untuk diterbitkan. Struktur adat menariknya cerminkan kemandirian, induak nan 8, st majolelo, penghulu bosa, penghulu andiko dan 11 pemangku adat Situak. Struktur itu disimpul dalam susunan ninik mamak nan bajinih (urang jinih nan-4) yakni penghulu, manti, dubalang dan malin.
Tim Penilai KAN se Sumbar
Para Penilai KAN Tingkat Provinsi Sumbar, turun ialah: Ketua Kadis DPMD Amasrul diwakili Kabid KMA DPMD Quarti Evari Hamdiana, Yang Dipertuan Gadih Puti Reno Istana Silinduang Bulan Raudha Thaib Ketua Umum DPP Bundo Kanduang, YY Dt Rajo Bagindo/ Tim Konsolidasi Kelembagaan Adat Provinsi Sumatera Barat Yuzirwan Rasyid Dt.Gajah Tongga/ Bakor KAN Sumbar. Zaitul Ikhlas Saad Rajo Intan Tim Konsolidasi Kelembagaan Adat Provinsi dan Akral Sinaro Mangkuto pewaris rajo Sasak sebagai Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat DPMD Provinsi Sumbar.
Tim Penilai KAN Tingkat Provinsi Sumatera Barat, dalam menilai, dari 4 aspek. Empat aspek itu, Kelembagaan KAN, penyelenggaraan adat, kompetensi dan kerjasama antar lembaga KAN.
KAN yang dinilai untuk tahun 2022 ini adalah 6 KAN. Enam KAN itu adalah KAN Lubuk Sikarah/ Kota Solok dinilai Senen pagi. Selasa siang ini KAN Ujung Gading/ Kabupaten Pasaman Barat. Menyusul hari berikutnya sudah terjadwal KAN Lubuk Gadang/ Kabupaten Pasaman, KAN Padang Tarok/ Kabupaten Agam, KAN Andaleh/ Kabupaten 50 Kota dan KAN Limau Manih/ Kota Padang.